Dunia perpustakaan saat ini penuh persaingan dan banyak lagi tantangan, sehingga banyak faktor yang di butuhkan antara lain faktor manusia dalam ruang lingkup pekerjaan merupakan faktor penting. Seorang Pustakawan banyak dinilai sebelah mata sehingga beberapa orang pustakawan merasa tidak enjoy dan kaku saat terjun di kalangan masyarakat. Hal ini banyak menjadi pustakawan kalah bersaing dengan berbagai pekerjaan lain seperti Polisi, Dokter, Guru, dan lain sebagainya. Persaingan yang begitu ketat diberbagai pekerjaan tersebut saharusnya tidak membuat seorang pustakawan merasa minder dan tidak merasa berguna karena pustakawan memiliki tanggung jawab yang besar di masyarakat yaitu mengarahkan pada "mencerdaskan kehidupan bangsa" agar masyarakat kita tidak selalu terpuruk dan lemah dalam hal membaca maka pustakawan perlu beberapa kegiatan dalam memperkenalkan kepada masyarakat luas antara lain melalui tiga poin penting dibawah ini, mari kita bahas satu persatu, lanjuuttt....
1) Sosialisasi
Suatu kegiatan agar bisa dipahami oleh masyrakat umum tentu perlu tekad yang kuat dalam melakukan perkenalan dimasyrakat. Seorang pustakawan harus memiliki ide -ide khusus yang cemerlang agar selalu dikenang masyarakat antara lain kegiatan menggalang dana untuk membuat perpustakaan umum di masyarakat atau untuk menyumbang dalam bentuk buku, hal ini dilatih untuk melatih pengetahuan tata ruang perpustakaan dan pengolahan buku - buku diperpustakaan. Selain itu kegiatan sosialisasi di masyarakat seorang pustakawan harus memiliki komunikasi yang baik, contoh komunikasi tersebut antara lain :
a) Kemampuan berbagi informasi dan menyampaikannya dengan baik.
b) Sikap yaitu dalam menyikapi adanya pemustaka harusnya dengan mampu memunculkn efek kesan yang baik, sikap ini bisa membantu pustakawan dalam menjalankan tugasnya antara lain :
Jujur dalam bertindak, tabah dan sabar, rajin dan disiplin, murah senyum, lemah lembut dan ramah, sopan dan hormat, ceria dan pandai bergaul, simpatik, fleksibel dan bijaksana, serius, memiliki rasa tanggung jawab, memiliki rasa menolong, rasa memiliki perpustakaan, dan ikhlas, sikap - sikap ini mungkin bisa membantu pustakawan dalam menjalankan tugasnya.
c) Pengetahuan yaitu dalam pengetahuan seorang pustakawan harus bisa menjelaskan apa yang tidak diketahui oleh pemustaka mengenai koleksi yang ada, karena sebagian banyak pustakawan saat ini banyak yang jika ditanya mengenai koleksi dia tidak bisa menjelaskan atau tidak mengetahui.
Selain itu kegiatan sosialisasi memiliki sifat bersahabat dan bisa merangkul para pemustaka untuk gemar pergi ke perpustakaan dan memanfaatkannya, syukur - syukur bisa ikut mengembangkan dengan baik.
2) Pemasaran / Promosi
Selain melalui poin - poin diatas maka seorang pustakawan juga harus mampu mempromosikan diri melalui media sosial antara lain melaui facebook, twitter, dan blog. Hal ini juga bisa membantu seorang pustakawan mempromosikan diri agar bisa dikenal oleh masyarakat umum mengenai keadaan perpustakaan maupun data diri seorang pustakawan itu sendiri. Saat ini banyak pustakawan yang terkesan minder dan kaku karena pekerjaannya, mungkin karena dia merasa bahwa pustakawan di Indonesia merupakan kegiatan yang etnosentris yaitu sikap seorang / sekelompok berdasarkan pekerjaannya, beranggapan bahwa dirinya berbeda dengan orang lain, resisten terhadap perubahan, egocentris, dan kurang bisa bekerjasama, Sifat - sifat ini menurut saya pribadi bisa dilawan dengan beberapa cara antara lain:
a) Narsis
a) Narsis
Mungkin untuk sebagian orang narsis bisa menjadi sebuah hobi maupun ada juga sebagian orang yang tidak suka narsis, namun dalam dunia perpustakaan terutama pustakawan agar bisa dikenal oleh masyarakat umum, harus bisa menarsiskan diri. Dalam mempromosikan diri untuk memejukan perpustakaan, narsis bisa dilakukan melalui media sosial, pengolahan di TBM, maupun kegiata seminar di perpustakaan.
b) Visible (tampak)
Visible dan narsis mungkin tidak jauh berbeda. Dua kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan promosi yang baik, sebagai contoh kita sering menampakkan diri atau meluangkan waktu dalam kegiatan seminar - seminar perpustakaan serta taman bacaan masyarakat.
c) Tidak mengeluh dengan yang kita punya
Banyak bibit - bibit pustakawan yang mengeluh sebab mereka masuk pustakawan, antara lain mereka beralasan salah jurusan, karena tidak diterima di jurusan lain, dan mungkin alasan lainnya. Hal ini membuat bibit pustakawan tidak siap dan hanya mengeluh yang dilakukan. Untuk mengurangi rasa ini marilah sebagai generasi pustakawan timbulkan rasa cinta terhadap pustakawan (I love a librarian) dan nikmati menjadi pustakawan tidak selalu dokter, guru, atau polisi, yang akan melambung namanya pustakawan bisa dikenal masyarakat jika kita sering promosi melalui beberapa media sosial, media cetak dan periklanan masyarakat serta melalui sosialisasi perpustakaan.
3) Penampilan
Banyak penampilan pustakawan yang menurut saya tercemar , antara lain di dalam film kartun upin - ipin dan belum lama ini keputusan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk menggeser wali kota Jakarta Selatan , Anas Effendi, menjadi Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) mendapat kritikan dari DPR dan beberapa golongan masyarakat. Ini merupakan penampilan pustakawan yang bukan dilihat dari fisik tetapi dari perilaku. Ada beberapa penampilan dari perilaku agar dapat merubah pustakawan dikenal oleh masyarakat yang didukung kegiatan sosial serta pemasarn / promosi, penampilan perilaku tersebut antara lain :
a) Selalu memberi perhatian
b) Murah senyum
c) Selalu memberikan harapan yang terbaik bagi dunia perpustakaan (optimis)
d) Berprilaku yang baik (ramah terhadap pengunjung)]
Selain penampilan perilaku tersebut ada penampilan fisik yang perlu diperhatika agar pustakawan mudah dikenang dan terkesan melambangkan pustakawan antara lain :
a) Memperhatikan cara berpakaian
b) Mengucapkan salam khusus dari setiap perpustakaan
c) Lincah dan gesit (namun tidak over acting)
Terimakasih
Semoga Bermanfaat
Mohammad Yoga Pratama
0 komentar:
Posting Komentar